Sabtu waktunya weekend bagi sebagian kampus yg mata kuliah hari ini kosong,dan mulai bingung mau kemana hari ini,,habis keuangan lagi sekarat,,,hahahha.Baiklah disini saya ingin menuliskan rumus molekul dari kation dan anion,soalnya minggu depan uda pada UTS bagi sebagian kampus di seluruh indonesia,,nah,dapat kisi-kisi dari dosen langsung post aja,,hehehhe :) dan ingin membantu temen-temen sekalian.
Apasih kation dan Anion itu ?
Berdasarkan muatan listriknya, senyawa ion dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation terjadi apabila atom unsur melepaskan satu atau lebih elektron, misalnya, atom natrium melepaskan satu elektron menjadi ion Na+ (persamaan reaksinya, Na → Na+ + e-). Anion terjadi apabila atom unsur menangkap satu atau lebih elektron, misalnya, atom klor menangkap satu elektron menjadi ion Cl- (persamaan reaksinya, Cl + e- → Cl-).
A.Klasifikasi Kation
Untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Klalisfikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Menurut G. Svehla (1985), Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkurium(I) (raksa), dan perak.
2. Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa dan keenam yang terakhir sub-golongan IIb. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIa tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIb justru dapat larut.
3. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrongen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dengan suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II). Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation didefinisikan ke dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifatnya terhadap pereaksi. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu secara sistematik, dapat ditetapkan ada atau tidaknya kation-kation berdasarkan golongannya
4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium, dan barium.
5. Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.
B. Klasifikasi Anion
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43-,AsO33-. Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- .
Menurut G. Svehla (1985), Proses reaksi anion dapat dibagi kedalan dua bagian yaitu:
1. Kelas A
a. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
2. Kelas B
a. Reaksi pengendapan: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoate, dan suksinat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan
C. Golongan Kation Pertama: Timbal(II), Merkurium(I), Dan Perak(I)
Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbal klorida sedikit larut dalam air dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan, ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golngan kedua.
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbal sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium(I) sulfat terletak diantara kedua zat di atas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangka pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas. Asetat-asetat labih mudah larut, meskipun perak asetat bias mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapksan dengan reagen yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau reagen berlebihan, ia tidak bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia.
Berikut ini rumus dari Kation dan Anion :
No
|
Kation
|
Nama
|
1.
|
Li+
|
Litium
|
2.
|
Na+
|
Natrium
|
3.
|
Mg2+
|
Magnesium
|
4.
|
Ag+
|
perak
|
5.
|
Hg+
|
Raksa (I)
|
6.
|
Hg2+
|
Raksa (II)
|
7.
|
Cr2+
|
Kromium
|
8.
|
K+
|
Kalium
|
9.
|
Pb2+
|
Timbal (II)
|
10.
|
Fe2+
|
Besi (II)
|
No.
|
Rumus
|
Nama ion
|
No.
|
Rumus
|
Nama ion
|
1
|
OH–
|
Hidroksida
|
32
|
AsO33–
|
Arsenit
|
2
|
H–
|
Hidrida
|
33
|
AsO43–
|
Arsenat
|
3
|
N3–
|
Nitrida
|
34
|
SbO33–
|
Antimonit
|
4
|
P3–
|
Fosfida
|
35
|
SbO43–
|
Antimonat
|
5
|
O2–
|
Oksida
|
36
|
ClO–
|
Hipoklorit
|
6
|
O22–
|
Peroksida
|
37
|
ClO2–
|
Klorit
|
7
|
Se2–
|
Selenida
|
38
|
ClO3–
|
Klorat
|
8
|
Te2–
|
Telurida
|
39
|
ClO4–
|
Perklorat
|
9
|
F–
|
Fluorida
|
40
|
BrO–
|
Hipobromit
|
10
|
Cl–
|
Klorida
|
41
|
BrO2–
|
Bromit
|
11
|
Br–
|
Bromida
|
42
|
BrO3–
|
Bromat
|
12
|
I–
|
Iodida
|
43
|
BrO4–
|
Perbromat
|
13
|
CN–
|
Sianida
|
44
|
IO–
|
Hipoiodit
|
14
|
OCN–
|
Sianat
|
45
|
IO2–
|
Iodit
|
15
|
SCN–
|
Tiosianat
|
46
|
IO3–
|
Iodat
|
16
|
S2–
|
Sulfida
|
47
|
IO4–
|
Periodat
|
17
|
NH2–
|
Amida
|
48
|
MnO4–
|
Manganat
|
18
|
CO32–
|
Karbonat
|
49
|
MnO42–
|
Permanganat
|
19
|
SiO32–
|
Silikat
|
50
|
CrO42–
|
Kromat
|
20
|
SiF62–
|
Heksafluorosilikat
|
51
|
Cr2O72–
|
Dikromat
|
21
|
SeO42–
|
Selenat
|
52
|
S2O32–
|
Tiosulfat
|
22
|
C2O42–
|
Oksalat
|
53
|
S4O62–
|
Tetrationat
|
23
|
HCOO–
|
Format
|
54
|
BO33–
|
Borat
|
24
|
CH3COO–
|
Asetat
|
55
|
B4O72–
|
Tetraborat
|
25
|
C4H6O62–
|
Tartrat
|
56
|
HS–
|
Hidrogen sulfide
|
26
|
NO2–
|
Nitrit
|
57
|
HCO3–
|
Hidrogen karbonat (bikarbonat)
|
27
|
NO3–
|
Nitrat
|
58
|
HSO3–
|
Hidrogen sulfit (bisulfit)
|
28
|
SO32–
|
Sulfit
|
59
|
HSO4–
|
Hidrogen sufat (bisulfat)
|
29
|
SO42–
|
Sulfat
|
60
|
HC2O4–
|
Hidrogen oksalat (bioksalat)
|
30
|
PO33–
|
Fosfit
|
61
|
HPO42–
|
Hidrogen fosfat
|
31
|
PO43–
|
Fosfat
|
62
|
H2PO4–
|
Dihidrogen fosfat
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar